Fisika melalui Komik

Sejak dulu hingga sekarang, para siswa mengerti ilmu fisika hanya dari rumusnya saja, tanpa mengetahui konsep dasar yang tersirat dalam ilmu fisika itu sendiri. Hal itulah yang kerap kali membuat fisika menjadi momok yang menakutkan bagi siswa. Hal ini dapat diantisipasi jika para guru dapat menggunakan media pembelajaran yang menarik dan cocok untuk mengajarkan konsep dasar fisika pada siswa.

Memang tidak mudah menghilangkan citra bahwa fisika itu seram dari benak para siswa. Untuk tujuan itulah para guru, khususnya guru-guru fisika, harus bekerja ekstra keras untuk paling tidak mengurangi citra fisika yang melekat pada benak siswa tersebut.


Dalam wawancaranya dengan surat kabar Suara Merdeka, Prof Yohanes Surya PhD mengatakan bahwa penyebab fisika masih menjadi momok yang menakutkan bagi siswa adalah penyajian pengajaran fisika. Banyak yang mengajar tidak dengan fun. Padahal, semestinya mereka mengajar lebih menyenangkan, lebih fun. Jangan bicara rumus dulu. Kalau bisa, bicara teori dan konsep dulu. Seorang yang bisa menguasai konsep dengan baik, ke depannya soal-soal fisika akan terasa lebih mudah. Jadi, yang membuat anak-anak ketakutan, guru-guru masih berkutat pada rumus dulu, bukan teori dan konsep dulu. Sesungguhnya fisika itu humanis, menyenangkan. Karena menyenangkan, semestinya ia disampaikan secara menyenangkan. Guru tidak usah galak-galak. Guru sebaiknya santai, memberikan dengan senyum.


Dengan cara mengajar yang cocok dan media pembelajaran fisika yang menarik, hal itu bukanlah sesuatu yang mustahil. Oleh karena itu, pemilihan media pembelajaran fisika oleh guru sangatlah penting. Ada banyak media pembelajaran yang dapat digunakan, salah satunya yaitu media komik. Berbicara tentang komik, bacaan ini sering dianggap rendah oleh berbagai kalangan masyarakat. Komik sering dianggap bacaan anak-anak yang sangat sederhana, miskin seni dan bahasa. Sehingga menjadikan komik sebagai bacaan terpinggirkan yang keberadaannya di perpustakaan sekolah dilarang. Padahal jika ditilik lebih dalam lagi, komik dapat menjadi media pembelajaran yang sangat efektif. Terutama untuk menjelaskan konsep-konsep yang sangat abstrak dan memerlukan objek yang konkrit pada beberapa mata pelajaran. Misalkan fisika, kimia atau matematika. Atau memberi penggambaran yang konkrit pada masa lalu pada satu kejadian sejarah misalnya.

Komik Fisika ide dari Yohanes Surya dengan membawa komik ala manga dengan tokohnya, Archi dan Meidy ini bercerita tentang dua orang anak kembar yang menjalani kehidupan sebagai anak sekolah dasar. Segala kejadian dalam kehidupan mereka di sekolah dan rumah, sesuai dengan konsep dari ilmu-ilmu dasar fisika. Petualangan yang terjadi juga diselingi dengan humor-humor segar. Orangtua Archi dan Mediy digambarkan sebagai seorang pekerja. Ayahnya, Handi Susilo, seorang arsitektur. Sementara itu, ibunya, Tamara Susilo, seorang disainer. Mereka mempunyai kakak laki-laki yang bernama Anim. Sementara itu, Archi dan Meidy mempunyai guru ahli fisika, Profesor Yosu. Tokoh Profesor Yosu ini mengambil karakter dari Yohanes Surya sendiri. Yosu sendiri mempunyai saingan bernama Profesor Adolf, yang juga seorang ahli fisika. Merupakan media yang mengasyikkan sekaligus bisa mendidik anak untuk belajar Fisika.

Komik merupakan media, media penyampaian ide, gagasan dan bahkan kebebasan berpikir. Isi pesan dari komik itu lah yang menjadi kunci. Bentuk komik yang berupa gambar dan tulisan dapat memudahkan siswa dalam memahami konsep-konsep dasar fisika.

Saat ini, para orangtua juga menganggap komik sebagai bacaan yang tabu untuk anak-anaknya. Dengan artikel ini diharapkan para orangtua tidak lagi mengganggap komik sebagai bacaan terpinggirkan yang tak ada manfaatnya. Bahwa tidak semua komik itu hanya bacaan anak-anak, sekarang ini mulai bermunculan komik pendidikan. Sebagai contohnya, komik fisika karya Prof. Yohanes Surya PhD.

Yah, besar harapan akan banyak bermunculan komik-komik pendidikan nantinya. Semoga para komikus juga dapat membuat komik pendidikan untuk anak-anak.

0 comments:



Post a Comment